Senin, 01 Desember 2008

arabicum


Adenium arabicum berasal dari Timur Tengah. Dari sana dibawa ke berbagai negara yang


berbeda iklimnya sehingga terjadi perubahan karakter adenium arabicum.
Semula hanya ada 2 jenis arabicum yaitu :
1. Adenium arabicum dataran rendah. Hidup dibawah ketinggian 1000 dpl.Cara membedakan : lihat batangnya.Batangnya tinggi, bilamana ditanam di alam bebas bisa mencapai 2 meter atau lebih. Cabang berumpun dan agak berkelok-kelok. Daunnya bulat, besar, adan agak lonjong.
2. Adenium arabicum dataran tinggi. Aselinya hidup di ketinggian lebih dari 1000 meter dari permukaan laut.Batangnya agak pendek, melebar ke samping. Cabangnya tumbuh luirus vertikal.
3. Ra Chine Pan Dok (RCN). Nama ini dalam bahasa Thailand berarti : Ratu Seribu Bunga (Queen of Thousand Flower).Rajin berbunga, berbatang lentur, dan bercabang banyak. Cabang tumbuh merumpun, lurus dan meninggi. Percabangannya yang rapat menimbulkan kesan tua pada tanaman. Daunnya kecil berukuran 2 - 5 cm, berbentuk oval, tidak berbulu, dan mengkilap dibagian atas dan bawah permukaan daun. Bijinya sulit diperoleh dan berukuran paling kecil dibandingkan dengan jenis arabicum lain.

BUDI DAYA adenium arabicum ternyata cukup mudah. Tak jauh berbeda dengan adenium jenis lainnya. Kesulitannya hanya mendatangkan bibitnya.

Untuk para pemula, Ismael menyarankan membeli biji arabicum secara kolektif untuk menekan ongkos. Jika bibit sudah diperoleh, langkah pertama adalah penyemaian biji secara massal.

Untuk itu, perlu disiapkan polybag, pot atau bak penyemaian. Media yang digunakan adalah campuran antara pupuk kandang, pasir, dan sekam bakar. Bisa juga ditambahkan pupuk perangsang pertumbuhan.

Bibit ditanam dengan jarak yang teratur 1--2 cm. Caranya, dengan melubangi media mengunakan tangan dengan kedalaman tidak lebih dari setengah sentimeter.

Benih ditanam dalam posisi mendatar, kemudian ditutup dengan media. Media disiram hingga basah. Bak penyemaian sebaiknya diletakkan di tempat yang ternaungi agar penguapan tidak terlalu tinggi.

Biasanya, sepekan kemudian benih sudah berkecambah. Saat inilah penyiraman dilakukan kembali dengan menggunakan sprayer agar tidak merusak media tanam. Pupuk perangsang tumbuh seperti Novelgro, minyak ikan atau vitamin B dapat ditambahkan guna memacu pertumbuhan.

Ketika tanaman memasuki usia 1 hingga 1,5 bulan atau telah memiliki daun antara 6 dan 10 helai. Langkah selanjutnya adalah memindahkannya ke media yang lebih luas--bisa menggunakan polybag untuk setiap bibit--karena nutrisi pada bak penyemaian terbatas. Saat inilah, adenium arabicum sudah dapat dikenali dari ukuran bonggolnya yang lebih besar dari jenis-jenis adenium lain.

Media yang digunakan dapat berupa campuran pasir bangunan, sekam bakar, pupuk kandang, dan dolomit untuk mengatur keasaman media tanam.

Beberapa jenis bahan lain yang bisa digunakan adalah pasir malang, cocopeat atau serbuk gergaji. Yang perlu diketahui, sesuai dengan habitat aslinya yang berupa pasir dan bebatuan, adenium membutuhkan media tanam yang gembur, dan mudah untuk melewatkan air. Untuk mengatasi kekurangan unsur hara, dibutuhkan pemupukan yang lebih teratur.

Bibit dipindahkan ke polybag dengan hati-hati agar akar yang sudah terbentuk tidak putus. Untuk 3--4 hari pertama, bibit sebaiknya diletakkan di tempat yang ternaungi.

Jika dirasa sudah cukup kuat, bibit dapat diletakkan di tempat terbuka. Hingga tahap ini, perawatan dan pengawasan tanaman terus dilakukan agar terhindar dari berbagai masalah.

Hingga masa remaja, yaitu usia 5--6 bulan, bibit arabicum makin mudah dikenali saat bonggol yang makin meliuk dan mulai tumbuhnya banyak cabang. Pada tahap ini pun, arabicum sudah kelihatan sedap dipandang. Di usia ini juga adenium arabicum sudah dapat dipasarkan ke konsumen.

Sedangkan untuk pemupukan tanaman adenium, maupun arabicum khususnya, disesuaikan dengn fase pertumbuhannya. Kini di pasaran telah tersedia berbagai macam jenis pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik atau pupuk kimia.

Tidak ada komentar: